Aku dan Kamu, Kita

Mengawali aktifitas buka laptop pagi ini dengan blog walking, dan entah kenapa dapet topik-topik seputar rumah tangga. Jadi pengen curcol juga tentang topik keren dan sensitif ini, hihi…
Saya sampe harus merubah posisi tempat duduk sampai sangat nyaman baru mulai menulis ^_^
Bismillah…

Setiap pasangan yang memutuskan untuk mengikat hubungannya dalam ikatan pernikahan, saya yakin semua menginginkan kebahagiaan, menginginkan hidupnya lebih indah, lebih ringan karena tidak lagi memikul beban hidup sendirian, tapi ditemani dengan pasangan. Dan setiap pasangan juga tentunya ingin pernikahannya adalah pernikahan yang pertama dan terakhir. Ya, tidak ada yang menikah dan meniatkan untuk bercerai nantinya (kecuali memang orang yang harus dicek kewarasannya).

 




Saya, menikah dengan laki-laki yang umurnya tiga tahun lebih muda. Diawal lelaki itu menyampaikan keinginannya untuk menikahi saya, sempat rasa ragu itu menghampiri. Bisa ga ya kalau punya suami lebih muda umurnya? Selama ini, jika membayangkan suatu saat nanti punya suami itu usianya lebih tua, lebih dewasa secara sikap, bisa membimbing dan mendidik saya menjadi istri yang lebih baik. So Perfect, hihihi…

Tapi Allah SWT berkehendak lain. Saya dipertemukan dan dijodohkan dengan Bronis (Brondong Manis), hihi… Kami menikah hari sabtu, 9 Mei 2009. Hari dimana saya dan suami memulai hidup yang benar-benar baru. Tidak mudah memang menjalaninya, tapi juga bukan tidak mungkin untuk bisa melewatinya dengan baik. Saya sering sampe menahan nafas panjang ketika mengingat kembali perjuangan pernikahan kami yang menginjak tahun kelima.


Saya akan sedikit berbagi, bagaimana tips and trik saya dan suami menjalani rumah tangga. Bukan ingin menggurui, tapi sekedar berbagi pengalaman ^_^

1       Komunikasi
Kata komunikasi ini sudah sangat familiar dan hamper bosan mendengarnya jika kita membicarakan tentang pernak-pernik pernikahan. Tapi ternyata benar sodara-sodara, ini si komunikasi emang keren banget. Dia bisa bikin kita berantem sehebat-hebatnya dan juga bikin kita mesra semesra-mesranya sama pasangan. *lebay*
Yang membedakan adalah komunikasinya lancar atau tidak.
Yang biasa terjadi, perempuan gengsi mengatakan apa yang diinginkan, berharap laki-laki bisa mengerti perasaannya, dan melakukan apa yang diinginkan tanpa harus diberi tahu. Kenyataannya laki-laki bukan paranormal. Laki-laki paling males kalo diminta untuk menerawang apa keinginan perempuan.
Nah, dari situ lah saya dan suami sudah sangat mengurangi komunikasi yang penuh dengan ketidakjelasan. Semua dikatakan dengan gambling dan jelas. Ga ada lagi ngarep-ngarep pasangan kita bisa mengerti walau ga dikasih tau. Hihihi… Daaaaaan, it works. Sangat mengurangi perdebatan-perdebatan ga mutu. Jika ada perbedaan pendapat pun bukan lagi akibat tidak dikomunikasikan dengan baik, tapi lebih kepada share dan mengungkapkan pendapat masing-masing untuk mencari solusi.
Begitupun dengan keuangan. Mungkin untuk sebagian pasangan, istri memilih untuk tidak perlu tau berapa gaji suaminya. Atau malah suaminya ga tau gajinya berapa, karena si kartu ATM dipegang sama istrinya (Jangan salah, ini ada loh di dunia nyata ^^). Tetapi balik lagi, selama itu sudah disepakati bersama ya ga masalah. Jadi tidak akan menjadi masalah dikemudian hari.
Saya dan suami memilih untuk blak-blakan tentang semua pendapatan dan pengeluaran masing-masing. Dari manapun sumbernya, dan kemanapun mengalirnya. Tapi tetap, kendali semua di tangan kepala keluarga. Saya sebagai direktur keuangan mendapatkan kucuran dana sesuai anggaran yang saya ajukan, baik anggaran rumah tangga maupun anggaran untuk saya pribadi (alias uang jajan ^^). Sisanya tetap suami yang menyimpan dan mengelola. Dan Alhamdulillah, berjalan sesuai keinginan kami…

2      Berantem? Mari makan di luar…
Saya dan suami bukan berarti ga pernah berantem, kami juga manusia biasa, #alasan. Hahaha…
Biasanya, kami juga ga betah klo berantem ga langsung diselesaikan segera. Tapi oh tapi, klo diselesaikan di rumah, biasanya bukan jadi selesai, malah makin ga karuan. Saya dan suami, sama-sama anak pertama. Ego kami masing-masing sangat tinggi, ga mau kalah klo udah debat kayak gini. Jadi, klo udah gini kita pergi dan makan diluar. Ngobrol duduk masalahnya seperti apa. Dijamin ga akan sampe berantem lagi klo diluar (InsyaAllah), malu laaaaah…. ^^

3      Saling menghargai dan Support
Saya sama suami punya hobi yang beda. Suami suka koleksi mainan, saya suka sama dunia fashion. Tapi kami bisa terus diskusi tentang hobi masing-masing, dan bisa kami jadikan bisnis. Walau kadang-kadang suka suntuk juga satu sama lain, wong ngomongin hal yang kita ga tertarik, klo kelamaan bosen juga ^^

4      Berpelukan dan Saling Mendoakan
Suami yang paling sering mengingatkan untuk berpelukan. Dan setiap kami berpelukan, suami selalu mengusap-usap kepala saya. Dan pengakuannya, dalam setiap usapan selalu ada doa untuk saya. So swiiiiit….. Yup, Doa. Hanya doa yang bisa merubah takdir yang sudah Allah SWT gariskan untuk umatNya…

Yup, sudaaaaaaah.... Semoga sharing yang sedikit ini bisa bermanfaat ya. Dan doakan kami untuk bisa terus bersama, bahagia dan bisa berkumpul lagi di Jannah-Nya. Aamiin yaa Robb…


Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

2 comments:

  1. Aamiin.. semogaaa :D
    *Baru liat foto kalian menikah. Hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha.... foto nikahnya emng jarang ku pajang, maluuuu ^^

      Delete